![]() |
Dr. Desy Ratnasari, M.Si., M.Psi., Psikolog. anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam sosialisasi informasi era digital. |
Reporter : Heri Setiawan | Red
Sukabumi | SKS - Di tengah derasnya arus informasi di era digital, masyarakat dihadapkan pada tantangan besar: membedakan antara fakta dan hoaks. Di media sosial, informasi menyebar dengan sangat cepat, namun belum tentu benar. Dalam konteks ini, kemampuan menyaring informasi menjadi kunci untuk menjaga kualitas demokrasi.
Demokrasi yang sehat bergantung pada warga negara yang memiliki akses pada informasi yang akurat dan terpercaya. Sayangnya, penyebaran disinformasi dan berita palsu kerap memengaruhi opini publik, bahkan memicu perpecahan sosial dan krisis kepercayaan terhadap lembaga demokratis.
Pakar komunikasi digital, aktivis, dan pemerintah kini gencar mendorong literasi digital sebagai upaya memperkuat daya tahan masyarakat terhadap informasi menyesatkan. Program edukasi, kampanye anti-hoaks, serta pelatihan verifikasi fakta terus digalakkan, terutama menjelang momen-momen penting seperti pemilu.
Di berbagai daerah, inisiatif lokal seperti kelas literasi digital dan forum diskusi masyarakat mulai menunjukkan dampak positif. Masyarakat semakin sadar bahwa menyaring informasi bukan hanya tanggung jawab jurnalis atau pemerintah, tetapi merupakan bagian dari peran aktif warga dalam menjaga demokrasi.
Di era digital ini, keterlibatan aktif masyarakat dalam menyaring informasi bukan hanya langkah bijak, tapi juga bentuk nyata kecintaan terhadap demokrasi yang sehat, terbuka, dan bertanggung jawab, hal tersebut disampaikan Dr. Desy Ratnasari, M.Si., M.Psi., Psikolog. anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) selaku Keynote, ketika mengikuti kegiatan Bimtek Himpaudi, di GWK Jalur, Kamis 22 Mei 2025. Dan menghadirkan narasumber Dewi Nuraeni, S.Pd. Dihadiri Bunda PAUD setempat.
Lebih jauh, sosialisasi MPR RI tentang menyaring informasi dan memperkuat demokrasi di era digital sangat penting dalam konteks saat ini. Di era digital, informasi tersebar luas dengan cepat, namun tidak semua informasi akurat atau dapat dipercaya. Ini bisa berdampak pada proses demokrasi, seperti pemilihan umum, di mana informasi yang salah bisa mempengaruhi opini publik.
MPR RI berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital dan menyaring informasi dengan bijak. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Edukasi Literasi Digital : Mengajarkan masyarakat cara membedakan informasi yang valid dari yang tidak valid.
2. Promosi Penggunaan Sumber Terpercaya : Mendorong penggunaan sumber informasi yang terpercaya dan memiliki kredibilitas tinggi.
3. Pengembangan Aplikasi dan Teknologi : Menggunakan teknologi untuk membantu masyarakat menyaring informasi, seperti aplikasi pengecekan fakta.
Dengan langkah-langkah ini, MPR RI dapat membantu memperkuat demokrasi dengan memastikan bahwa masyarakat memiliki akses ke informasi yang akurat dan dapat membuat keputusan yang lebih tepat, Pungkas Desi Ratnasari.